Gaung Sastra dari Palembang: KMP dan SMA Sumsel Satukan Imajinasi, Literasi, dan Kebangsaan

Pendidikan32 Dilihat

Palembang, Pscom – Koalisi Masyarakat Puisi (KMP) berkolaborasi dengan SMA Negeri Sumatera Selatan sukses menggelar Diskusi Sastra yang menghadirkan sastrawan, akademisi, hingga pelajar di Aula SMA Sumsel, Kamis (3/10/2025).

Gelaran ini bukan sekadar pertemuan intelektual, tetapi sebuah ikhtiar untuk menyalakan obor sastra agar cahayanya menjangkau generasi muda dan memperkuat denyut kebudayaan di Sumsel, khususnya Palembang.

Hadir dalam acara ini Kepala SMA Sumsel, Iswan Djati Kusuma, S.Pd., M.Si, Ketua Koalisi Masyarakat Puisi, Anwar Putra Bayu, serta dua narasumber berpengaruh: Alpansyah, Ph.D, dan Dr. Haryadi, M.Pd. Kehadiran mereka seakan menorehkan warna-warni wacana tentang betapa sastra bukan hanya kata, melainkan napas kebangsaan yang meneguhkan jati diri.

Dalam sambutannya, Iswan Djati Kusuma menegaskan bahwa literasi memiliki peran strategis dalam membangun karakter bangsa.

“Kami sangat mendukung kegiatan ini dan berharap dapat terus berlanjut. Yang terpenting, kegiatan ini mampu merekatkan semangat kebangsaan dan mengangkat sastra daerah yang selama ini belum muncul,” ujarnya.

Ia pun menaruh harapan besar agar geliat literasi tidak berhenti di ruang SMA Sumsel saja, melainkan merambat ke sekolah-sekolah lain, melibatkan stakeholder, hingga pemerintah daerah. Dengan begitu, gaung literasi akan menjelma gema panjang yang tak mudah pudar.

Sementara itu, Ketua Koalisi Masyarakat Puisi, Anwar Putra Bayu, menjelaskan bahwa program literasi ini akan berlangsung dalam empat kali pertemuan, termasuk pelatihan menulis puisi untuk siswa SMP.

“Kami ingin menggugah imajinasi mereka untuk menulis puisi dengan baik. Para juara akan mendapatkan tropi dan uang pembinaan,” jelasnya.

Yang istimewa, ruang apresiasi ini juga terbuka bagi anak-anak disabilitas. Bagi Anwar, sastra adalah bahasa kemanusiaan yang tak mengenal batas.

“Anak-anak yang kurang beruntung harus dilibatkan. Mereka akan mengekspresikan diri melalui pembacaan puisi, dan yang terbaik akan kami berikan reward,” tegasnya.

Baca Juga :  Orang Tua Menangis, Diduga Sumbangan Komite Capai Rp 1,6 Juta Jadi Pungutan di SMA 9 Negeri Palembang

Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan ini difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Badan Bahasa. Sastra, menurutnya, bukan sekadar urusan membaca dan menulis, tetapi cara menjaga warisan dan jati diri bangsa.

“Kita punya talibun, punya encang-encang di Komering. Sayangnya, belum banyak penyair yang mengangkatnya menjadi puisi Indonesia berbasis lokal. Melalui kegiatan ini, kita berharap bahasa daerah dapat menjadi sumber inspirasi yang memperkaya sastra Indonesia,” ujarnya.

Diskusi Sastra di SMA Sumsel ini pun menjadi momentum sakral, sebuah simpul kebersamaan yang meneguhkan literasi sebagai pilar kebangsaan. Lebih dari sekadar percakapan di ruang aula, ia adalah janji sunyi: melahirkan generasi yang mencintai sastra, menumbuhkan semangat kebangsaan, sekaligus menjaga akar budaya di tengah derasnya arus zaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *